Sabtu, 25 April 2009

Kamus gaul abg Makassar

Assalamu Alaikum Wr. Wb!!

Saya juga punya banyak teka-teki, cerita humor dan plesetan-plesetan konyol, singkatan/istilah gaul, cerita konyol dari pengalaman pribadi, tebak-tebakan lucu yang kepengen aku bukukan tetapi menggunakan bahasa gaul ala anak ABG Bugis Makassar yang pastinya menggunakan Bahasa Daerah lengkap dengan terjemahannya

Judul bukunya kira-kira seperti ini. CERITA HUMOR, TEKA-TEKI, TEBAK-TEBAKAN GAUL ALA ABG BUGIS_MAKASSAR karena saya terinspirasi dengan banyaknya buku sejenis yang beredar di toko buku di Makassar yg biasa menggunakan bahasa gaul ala ABG Jakarta, maksudnya sekaligus untuk memperkenalkan bahasa gaul ABG Makassar kepada pembaca di seluruh Indonesia. Karena dalam cerita saya ini kebanyakan menggunakan Bahasa Daerah tapi dilengkapi dengan terjemahannnya yang kalau diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia menjadi tidak lucu dan tidak sesuai dengan artinya terutama buat tebak-tebakan yg menggunakan Bahasa Asing, hanya cocok kalau diterjemahkan kedalam Bahasa Bugis tapi tidak cocok diterjemahkan langsung ke dalam Bahasa Indonesia sebagai contoh :

1 NABI

Nabi apa yang bisa terbang?

Nabilang nenekku SUPERMAN

Nabilang artinya dibilang , maksudnya Dibilang nenekku SUPERMAN

2 Apa arti Bahasa Arab ini “MIN KULLI NAPSENG”

Artinya MAMMENGNGI LA KULLI NATEPPAI SENG”, Bahasa Indonesianya adalah LA KULLI LAGI MANCING KEJATUHAN SENG

(LA KULLI = nama orang Bugis, MAMMENGNGI = Lagi memancing, NATEPPAI = Kejatuhan/ Ketiban, SENG = Seng)

3 Apa Bahasa Jepangnya CEBOK (CUCI PANTAT SEHABIS BEOL)

Artinya ORITA TAKARAWA, kalimat ini adalah Bahasa Bugis artinya ORITA = PANTAT/BOKONG KAMU, TAKARAWA = DIPEGANG/PEGANG maknanya PANTATMU KAMU PEGANG

4 Apa Bahasa Indianya “Tolongin Aku”

Artinya ALAKAHE (ALAKAHE arti sebenarnya Ambilkahe (Logat Makassar) atau ambil saya atau makna bahasa Indonesianya “Tolongin Aku”

5 Apa Bahasa Cinanya “KACANG GORENG DIGARAMIN (DITABUR GARAM)”

Artinya LANG KO SHE. Kalimat dalam Bahasa Bugis ini artinya Langkose semacam cemilan yg terbuat dari kacang tanah yang sudah dibuka kulitnya lalu digoreng dan dicampur dengan garam kemudian dijual oleh penjual kacang goreng keliling

Jadi kalimat diatas pasti tidak cocok kalau artinya langsung di Bahasa Indonesiakan tapi harus menggunakan Bahasa Bugis terlebih dahulu. Sebagai contoh ketidakcocokannya.

1 Apa arti Bahasa Arab ini “MIN KULLI NAPSENG”

Artinya LA KULLI LAGI MANCING KEJATUHAN SENG

2 Apa Bahasa Jepangnya CEBOK (CUCI PANTAT SEHABIS BEOL)

Artinya PANTATMU KAMU PEGANG

Nah, kalimat diatas kan, nggak nyambung dengan pertanyaannya diatas!

Sebagai bahan pertimbangan saya kirimkan potongan naskah dari Cerita SETAN SUMIATI yang lagi aku kerjakan Novelnya. Mohon saran dan kritik dari penerbit GAGAS MEDIA mengenai cerita saya ini, apakah penggunaan Bahasanya diubah seluruhnya kedalam Bahasa Indonesia atau saya selipkan sedikit bahasa daerah sebagai ciri khas cerita saya.

Tapi yang pasti saya juga akan membuat istilah baru dgn menggunakan Bahasa Gaul ABG Jakarta yg mudah dipahami. Atas perhatian dari penerbit saya ucapkan terima kasih banyak.



SETANG SUMIATI

(HANTU OKKOTS DARI ANCOL)


Karya:

La Dawan Piazza



DAFTAR ISI

BAB I Kampung Sumiati

BAB II Merantau ke Kota Makassar

BAB III Diperkosa oleh Preman

BAB IV Gentayangan jadi Setan Sumiati

BAB V

BAB VI

BAB VII

BAB VIII

BAB IX

BAB X

BAB XI

BAB XII

BAB XIII

BAB XIV

BAB XV






Tokoh dalam Cerita

Sumiati = Tokoh Utama

La Beddu = Bapak Sumiati

Indo Sitti = Ibu Sumiati

La Bolong = Tetangga Sumiati yang lagi naksir

La Madong = Teman La Bolong


Pelaku pemerkosaan di Terminal

La Baco = Sopir angkutan antar kota Jurusan Makassar-Pinrang

Daeng Sangkala = Tukang Ojek Terminal Daya

Parroda = Tukang Becak Daya

Andi Mude = Tukang parkir terminal Daya

Daeng Gassing = Preman terminal Daya

Ambo Sakka = Preman terminal Daya

La Sinaga = Preman terminal Daya








BAB I

Kampung Sumiati


Di suatu desa didaerah pinggiran kota Pinrang, atau lebih dikenal dengan sebutan ANCOL (Alle Calimpo) yang mirip dengan nama suatu tempat di Jakarta Utara, hidup seorang gadis yang berparas ayu, bertubuh sintal dan molek bernama Sumiati. Ia tinggal bersama kedua orang tuanya di rumah panggung sederhana yang kayunya sudah mulai lapuk karena dimakan usia, Sumiati anak dari pasangan buruh tani yang sangat miskin, sebut saja La Beddu (Bapak) dan Indo Sitti (Ibu).

Konon saking cantiknya Sumiati sering jadi incaran dan rebutan pemuda-pemuda desa demi untuk mendapatkan cinta sejatinya, karena di desa memang dialah satunya-satunya gadis cantik (kembang desa) di Alle Calimpo sehingga sering menimbulkan persaingan yang tidak sehat diantara para pemuda desa tsb, termasuk La Bolong teman sekolah Sumiati (Dipanggil La Bolong karena warna kulitnya yang hitam keling (Mabolong) yang sudah lama naksir Sumiati sejak SD. La Bolong sering berantem dengan pemuda desa yg lain demi mendapatkan cinta Sumiati tapi Sumi tidak pernah menanggapi secara serius keinginan para pemuda desa tersebut karena fokus dengan pekerjaan membantu ibunya berjualan kue. La Bolong juga mempunyai sahabat baik yang selalu jalan bareng ditempat tongkrongannya di Pos Ronda yaitu La Madong, Ia juga yang selalu memberi semangat kepada La Bolong untuk mendapatkan cinta Sumiati karena La Bolong i terkenal sebagai cowok yang sangat pemalu kepada lawan jenisnya .

Bolong, ngapain kamu bengong aja kayak orang bloon!!” kata La Madong kepada La Bolong yang lagi nongkrong di Pos Ronda.

Aku lagi mikirin si Sumi, Madong! Apakah dia mau terima aku ya, jadi pacarnya?”, jawab La Bolong pesimis.

Kamu harus berusaha, dong mendapatkan cintanya si Sumi! Langsung aja kamu bilangin perasaanmu!”, kata La Madong memberi semangat.

Aku malu Madong! Aku takut si Sumi menolak cintaku karena kulitku ini mabolong sekali (Hitam Sekali) sedangkan si Sumi kulitnya mapute (Putih), aku juga malu diledekin teman-teman kalau nanti aku jalan bareng si Sumi, mereka pasti bilang Bolong dan Sumiati bagaikan kue Katirisala (Kue Tradisional Bugis yg mirip kue lapis, bagian bawahnya terbuat dari beras ketan putih dan diatasnya terbuat dari gula merah/aren campur telur yg sudah mengental)

Sumiati sehari-harinya membantu ibunya membuat kue khas Bugis (Putu Bugis=Terbuat dari beras ketan hitam, dicampur parutan kelapa kemudian dicocol dengan sambal dari campuran cabe dan ampas minyak kelapa yg ditumis (Sambala Tai Boka)) dan Roti Bugis =Terbuat dari tepung beras pulut putih dicampur pisang yg dihaluskan jadi satu kemudian digoreng diatas wajan dengan sedikit minyak lalu ditutup agar adonan mengembang) untuk dijajakan dibawah kolong rumah panggungnya yg sudah reyot, yang sekali injak bisa jebol papannya. Kue Putu buatan Sumiati sangat digemari warga desa dan sekitarnya sehingga pembelinya kadang-kadang antri mulai pukul 06.00 sampai jam 08.00 pagi, pelanggannya kebanyakan pedagang yg berjualan dipasar tradisional di Pasar Sentral Pinrang dan Pedagang yang berjualan diluar kota Pinrang sebagai bekal sarapan pagi, terkadang pelanggan memesan duluan mulai pukul 5.30 untuk menghindari antrian panjang pembeli. Pembeli yang berjubel ini menambah pundi-pundi ekonomi keluarga Sumiati yang hanya berprofesi sebagai petani penggarap sawah orang lain dengan upah 30 % dari hasil tiap petak sawah yang digarap.

Di tengah antrian pembeli putu, akhirnya tibalah giliran La Bolong membeli putu yang sejak hari kemarin kepengen beli tapi selalu kehabisan putu.

Beli Berapa, Bolong?”, Tanya Sumiati

Beli empat bungkus saja!”, jawab La Bolong

Sumiati pun melayani pesanan La Bolong sebanyak empat bungkus, sambil di bungkus La Bolong pun mencicipi kue Putu buatan Sumiati seraya berkata:

Sumi, lunranna putummu iye riyanre agaro rahasiana andi?!” (Sumi, enak sekali kue putu kamu dimakan apa rahasiannya, dik!” tanya La Bolong yg sudah lama naksir dengan Sumiati.

Degaga rahasiana daeng tapi naulle iye putue malunra tanre nasabak macanti pabballunna!” Tidak ada rahasiannya bang, tapi mungkin kue putu ini enak abang makan karena penjualnya cantik kali” Kata Sumiati.

Naulle makkoniro kapang andi?” (Mungkin begitulah, dik?)” Jawab La Bolong sambil tesipu-sipu malu.

Bolong, sebenarnya kamu mau beli putu atau mau ngegodain saya, sih?” Tanya Sumiati.

Aaaah…dua-duanya, ndik! Karena sebenarnya aku…aku sudah lama………..!” Jawab La Bolong yang terbatah-batah karena malu dan grogi.

Sudah lama gimana?” tanya Sumiati penasaran.

Anu…Anu…!Aku sudah lama….!! Sudah lama mau makan putu buatan kamu tapi selalu kehabisan! Baru kali ini saya dapatt makan putu kamu!”, Jawab La Bolong sambil garuk-garuk kepala

Ah, Bolong kirain mau bilang apa!”, Bikin penasaran Sumi aja?”,


(MAAF===ceritanya masih ada sambungannya cuma saya potong agar menghemat keterbatasan halaman)


BAB II

Merantau ke Kota Makassar

Dan keesokan harinya berangkatlah Sumiati ditemani oleh kedua orang tuanya dan La Bolong yg datang untuk mengantar kepergian Sumiati ke kota Sengkang sambil menunggu angkot di Jl. Poros Pinrang – Rappang menuju kota Pangkajene, Sidrap, untuk menuju kota Sengkang, Wajo harus naik angkot (pete-pete) 2 kali nyambung dari Pinrang ke Pangkajene kemudian pindah angkot(pete-pete) menuju kota Sengkang, Kab. Wajo.

Setelah Sumiati sudah naik angkot menuju Sidrap tak lupa dia berpamitan kepada kedua orang tuannya kemudian berpamitan sama La Bolong sambil berpelukan seakan-akan dia akan pergi merantau ke daerah lain diluar Sulawesi. Satu jam kemudian sampailah angkot yang ditumpangi Sumiati ke Terminal kota Pangkajene, Kab, Sidrap.

Sumiati pun turun dari angkot dan terrdengar teriakan “Sengkaaang!! Sengkaaang!!”, teriak kenek angkot arah kota Sengkang.

Sumiati pun bergegas menuju ke angkot yang mau berangkat cepat tanpa kelamaan ngetem di terminal cari penumpang. Maka berangkatlah angkot yg ditumpangi Sumiati menuju kota Sengkang, Kab. Wajo , sesampainya disana dia pun langsung menuju toko yang bermerek “TOKO LSS singkatan dari (LIPA SABBE SENGKANG)” yang khusus menjual Sarung Sutra khas kota Sengkang dan membeli 2 lusin Sarung dengan harga perbuahnya Rp. 130.000 setelah puas membeli Sumiati pun langsung menuju Terminal kota Sengkang mencari mobil Panther Angkutan antar kota jurusan Sengkang – Makassar untuk menjual sarung yg sdh dibeli tadi.

Sesampainya di kota Makassar Sumiati pun langsung mencari tempat kos-kosan murah di belakang Terminal Daya, setelah ketemu tempat kos-kosan keesokan harinya Sumiati pergi berbelanja beberapa Stell baju anak-anak sebagai pelengkap dagangannya.

Dan setelah Sumiati terjun ke bisnis ini dia pun layak disebut Padangkang “Pedagang” yang hidupnya nomaden, Pedagang yang hidupnya berpindah-pindah dari kompleks Perumahaan ke Kompleks Perumahaan lain, dari Kota ke Kota yang lain demi untuk menjual dagangannya door to door ke rumah warga. Profesi ini dijalani Sumiati selama lima tahun lamanya

Tapi terkadang juga ada warga ada yang tidak senang jikalau kedatangan sales promo ke rumahnya terurtama yang dialami Sumiati kletika berkunjung ke rumah Pengusaha kaya yg terkenal pelit Naudzubillahi min zalik di Perumahan elit Makassar, bernama H. Toni, dia pun


(MAAF===ceritanya masih ada sambungannya cuma saya potong agar menghemat keterbatasan halaman)


BAB III

Di Perkosa Preman


Ketika malam harinya Sumiati sudah sampai ke Daya dan waktu menunjukkan pukul sembilan malam, ia pun memutuskan utuk pulang ke tempat kosnya melintasi Terminal Daya sebab untuk mempersingkat perjalanan ke tempa kostnya, ia melewati bagian dalam terminal karena kost-kost-annya pas di samping belakang terminal Daya yang dihuni banyak pekerja buruh pabrik, tukang jamu dan warga dari kalangan bawah karena bnioaya kostnya terkenal murah hanya sekitar tiga ratus ribu perak setahun.

Karena suasana terminal yang sepi dan gelap dimalam hari, serta sebagai tempat menginap bagi beberapa Sopir Panther angkutan antar kota yg berangkat malam dan nggak punya rumah di Makassar, mereka tinggal sementara sampai menunggu pagi untuk mencari penumpang ke daerah. Terminal dimalam hari juga sebagai tempat nongkrong segerombolan preman yg sering malakin orang lewat. Kebetulan malam itu lagi ada pesta miras yg dilakukan oleh tujuh pemuda yaitu, La Baco (Sopir angkutan antar kota Jurusan Makassar-Pinrang), Daeng Sangkala (Tukang Ojek Terminal Daya), Parroda (Tukang Becak Daya), Andi Mude (Tukang parkir terminal Daya), Daeng Gassing, Ambo Sakka, La Sinaga (Preman terminal Daya), mereka berpesta sambil main gaple dan terkejut ketika tiba-tiba melintas cewek cantik bertubuh sintal dan bahenol melintas sendiri dalam terminal yakni Sumiati.

Ini kesempatan emas buat ngelengkapi pesta miras dengan pesta seks”, begitulah pikiran ke tujuh pemuda saat itu yg sudah terpengaruh alkohol. Ke tujuh pemuda itu pun beranjak dari duduknya saling memandangi satu sama lain kemudian mengepung Sumiati.

Apa-apaan ini!”, terriak Sumiati.

Waww…ada gadis bahenol, montok dan seksi!”, ucap La Sinaga.

Kita bakalan pesta besar nih!’, kata La Baco meneteskan air liur.

Enaknya kita apaain cewek ini!’, kata Ambo Sakka,

Kita telanjangi aja!”, teriak Daeng Gassing.

Mendengar ucapan pemuda tadi Sumiati pun berusaha melarikan diri “Jangan…jangan perkosa saya daeng…Toloooongg….Tolooooonng!!” teriak Sumiati minta tolong.

Jeritan minta tolong Sumiati membuat ke tujuh pemuda tersebut langsung membekap mulut dan mengikat kedua tangannya, pesta pun dimulai satu persatu busana Sumiati ditanggalkan dalam sekejap, satu persatu pemuda tersebut meniduri tubuh Sumiati yang nyaris tanpa busana.

Ampun…..daeng….ampun daeng jangan perkosa saya!!”, teriak Sumiati sambil meronta-ronta ketika pemuda pertama mulai meniduri.

Jangan berisik atau kubunuh kau!!”, ancam pemuda tadi. Sumiati pun terdiam dan terkulai mendengar ancaman pemuda tsb.

Tapi Sumiati tidak mengenali wajah setiap pemuda yang memperkosanya karena suasananya malam itu gelap tapi Sumiati hanya mengenali warna kaos oblong yang berwarna kuning dipakai Daeng Gassing salah satu pelaku pemerkosaan. Setelah menikmati tubuh Sumiati ke tujuh pemuda tersebut bingung mau dibawa kemana Sumiati karena khawatir kalau ditinggalkan begitu saja di Terminal gadis itu bakalan lari dan melaporkan ke Polisi karena jarak kantor Polisi hanya beberapa meter saja dari Terminal.

Kenapa kalian memperkosa aku, kalian tidak tahu bahwa aku tinggal disamping Terminal ini dan aku akan laporkan kalian semua ke polisi!!”, ancam Sumiati kepada pemuda yg memperkosanya.

Mendengar pengakuan Sumiati bahwa mereka tinggal dekat sini, pemuda-pemuda tersebut panik karena takut dikeroyok warga kalau perbuatannya ketahuan.

La Baco yg berprofesi sebagai sopir mengusulkan “Gimana kalau kita bawa saja keluar kota dan kita buang dijalan”.

Baik kita bawa saja, lalu kita beresenang-senang lagi dengan kemolekan tubuh gadis ini!”, kata Ambo Sakka.

Tapi kalian ikut aku semua, karena kita semua ikut bertanggung jawab” kata La Baco,

Tapi bagaimana dengan sepeda motorku, saya nitip dimana kalau saya ikutan!” kata Daeng Sangkala sang tukang ojek.

Becakku juga saya taruh dimana!” sambung Parroda.

Titip dirumahku saja kebetulan rumahku juga dekat sini, kok!” usul Andi Mude tukang parkir terminal.


(MAAF===ceritanya masih ada sambungannya cuma saya potong agar menghemat keterbatasan halaman)


BAB IV

Gentayangan jadi Setan Sumiati

Sehari setelah kematian Sumiati arwahnya sudah mulai gentayangan dan menganggu warga desa dari kota ke kota dan konon arwah Sumiati terus bergentayangan selama 25 tahun untuk mencari para pelaku pembunuhan dirinya yang waktu itu ia tidak mengenali wajah para pelaku tapi ia hanya mengenali warna baju salah satu pelaku pembunuhan. Jadi kalau da orang yang memakai baju kuning sedang melintas di dekat tempat Sumiati dikuburkan di Tikungan L, maka mereka akan mendapatkan celaka atau ganngguan dari arwah Sumiati


(MAAF===ceritanya masih belum sempurna nanti dibagian ini bakal terisi)




PENAMPAKAN DI ANGKOT

Konon Kabarnya Setan Sumiati pernah menampakkan diri pada siang hari dengan menyamar menjadi penumpang mobil Panther Angkutan antar kota Jurusan Pinrang – Makassar dengan wujud manusia biasa. Tapi orang-orang yang satu mobil dengannya tidak merasa curiga dengan adanya arwah Sumiati didalam mobil, tetapi hanya ada seorang penumpang yang duduk bersebelahan dengan Sumiati yang merasakan ada keanehan dengan penumpang disebelahnya karena tiba-tiba ada hembusan angin yang sangat dingin saat Sumiati duduk berdampingan dengannya.

Aneh, kok tiba-tiba perasaannku terasa dingin banget padahal cuacanya sangat panas sebab penumpang yang lain merasa gerah karena udara panas disiang hari!”, kata penumpang samping Sumiati dalam hati.

Di dalam mobil sopir yang dari tadi memperhatikan kecantikan dan kemolekan Sumiati membukapembicaraan dan mengajak berkenalan.

Adik, mau turun dimana?, Tanya sopir

Saya mau turun Di Daya?”, kata Sumiati

Di Makassar adik tinggal dimana dan tinggal sama siapa?, lanjut sopir.

Saya tinggal disamping terminal Daya dan aku lagi kost-kost-an sendiri?”, jawab Sumiati

Adik kuliah dimana?”,Tanya sopir lagi

Saya nggak kuliah, saya cuma jualan sarung disana!”, jawab Sumiati

Boleh, kenalan nggak?’, Tanya sopir

Boleh aja, nama saya Sumiati? Kalau nama daeng?, jawab Sumiati mulai memperkenaljkan diri

Nama saya Lamusu!”, jawab sopir. “Bisa minta nomor teleponnya nggak?”, Tanya sopir

Aku nggak punya HP daeng! Tapi biar aku aja yang menghubungi daeng, aku pasti datang kok!”, kata Sumiati member harapan

Ini nomor HP saya! Tolong catat ya! 085255296933!’, jawab sopir

Saat mobil tersebut sudah mermasuki daerah desa Segeri, Kab. Pangkep, mobil pun berjalan pelan dan berbelok menuju rumah makan yang banyak terdapat didaerah ini sepanjang jalan Trans Sulawesi, akhirnya mobil pun berhenti dan para penumpang turun untuk melepaskan penat akibat perjalanan jauh dari Pinrang ke Makassar dengan jarak 180 Km, dan jarak tempuh ke Makassar masih tersisa jarak 80 Km lagi.

Sopir pun bergegas turun setelah semua penumpangnya turun tapi hanya Sumiati yang tetap tinggal didalam mobil dan tidak berniat untuk makan di Rumah makan Segeri, maka sopir pun mengajak Sumiati masuk ke warung untuk makan apalagi kebetulan jatah makan sopir dari pemilik warung yaitu dua orang, jikalau dia bawa teman semuanya gratis dan hanya penumpanngnya saja yang bayar.

Makanan pun dipesan kepada Pelayan oleh Sopir

Porsi dua daeng?, Tanya sopir kepada pelayan warung

Lamusu itu pacarnya ya, cantik amat ya!,” ledek pelayan tadi

Ndak teman, tadi juga baru kenal kok!”, kata sopir

Makanan yang dipesan pun sudah diantarkan kemeja.

Ayo, makan, dik!”, kata sopir

Iye, daeng!”, jawab Sumiati

Pada saat Sumiati memakan makanan yang disediakan, ia begitu lahap memakan makanan yg disediakan secara terburu-buru, dengan dua tangan dia memasukkan ayam dan iga sapi secara bergantian kemulutnya seperti orang yang kelaparan. Sehingga membuat orang-orang yg ada diwarung melihat tingkah laku Sumaiti dan membuat sopir yg tadi mengajaknya makan jadi malu.

Astaga, rakus amat tuh cewek, cantik-cantik kok makannya kayak buaya ya!’, bisik seorang pelanggan kepada temannya

Iya, ya!”, jawab temannya tadi

Tetapi anehnya disaat ia makan, makanan yg dimakan Sumiati jatuh berserakan dilantai sehingga kondisinya berantakan seperti kapal pecah, membuat orang-orang bertambah heran.

Kok, nasinya pada tumpah ya, pikir sang sopir dalam hati sambil menengok seluruh tubuh Sumiati hingga kepunggungya. Alangkah tekejutnya sang sopir dan para pelanggan warung setelah melihat banyak belatung dipunggung Sumiati yang bolong tempat nasi pada tumpah,.

Ssseee…..setaaaaaan!! Teriak orang-orang di warung membuat suasananya panik dan kacau dan tiba-tiba Sumiati pun menghilang dari tempat duduknya membuat orang-orang lari ketakutan dari rumah makan tersebut.



Penampakan di Pinrang

Waktu itu ada anggota TNI sedang melewati daerah pekuburan Lasinrang di Ammasangan Pinrang bermaksud menuju ke asramanya di Kodim Pinrang tapi dalam perjalanan ada perempuan cantik yang minta tumpangan karena nggak ada lagi kendaraan lain yang lewat.

Daeng, minta tolong tumpangannya!”, kata Sumiati

Mau kemana ndik?”, Tanya TNI

Mau pulang kerumah daeng, tetapi aku nggak punya ongkos bisa antar aku nggak kerumahku?”, Tanya Sumiati

Boleh saja tapi rumah adek dimana?”, Tanya TNI

Disana daeng, dibelakang Mesjid !”, jawab Sumiati

Ayo naik ke motor daeng, biar saya antar!”, ajak TNI

Maka naiklah setan Suimiati kemotor anggota TNI tadi tanpa kecurigaan sedikit pun. Tapi dalam berjalan anggota TNI itu pun merinnding dan merasakan kedinginan disekujur tubuh padahal dia memakai jaket tebal malam itu.

Kok, perasaan saya merinding dan dingin ya’. pikirnya

Maka Sumiati pun memeluk erat pinggan TNI itu dan bertamnbahlah persaan dingin itu.

Tangan andik kok dingin sekali kayak ortang yg sudah mati?”, kata TNI kpd Sumiati

Ah, mungkin perasaan daeng kali, lagian malam ini perasaanku cuacanya sangat dingin!”, kata Sumiati

Oh, mungkin perasaanku aja kali!”, kata TNI

Tetapi karena tidak berbuat macam-macam sama Sumiati malam itu maka anggota TNI itu pun tidak diganggu malam itu, malah diajak ke rumahnya sama Sumiati.

Daeng, disini aja rumahku dibelakang Mesjid itu”, kata Sumiati sambil menunjuk kearah mesjid yang bertuliskan “Mesjid Babul Jannah”.

Besok, Besok mampir kerumah aku ya!”, kata Setan Sumiati

Insya Allah besok aku akan mampir”, kata anggota TNI

Janji yah, kamu akan datang besok, andik tunggu loh!”, kata Setan Sumiati. Kemudian Sumiati pun memasuiki rumahnya yang tampak seperti Istana mewah dengan halaman rumah yg luas dengan pintu gerbang yang besar serta nampak terlihat oleh anggota TNI malam itu

Keesokan harinya pada siang hari, datanglah anggota TNI itu ke rumah Sumiati sesuai dengan janjinya semalam tapi anehnya saat mencari rumah tersebut tidak tampak rumah mewah seperti yang terlihat semalam tapi yang dia kenali cuma Mesjid Babul Jannah, masih terlihat siang itu tapi dibelakangnya hanya berupa tanah kosong ditumbuhi alang-alang dengan pagar kawat berduri dan hanya tampak papan nama yg terpancang dipintu gerbang rumah Sumiati semalam dengan tulisan “PEKUBURAN ISLAM LASINRANG”.

Maka terkejutlah anggota TNI itu, “Jangan -jangan cewek yang saya bonceng semalam adalah setan”, pikirnya dalam hati. Kemudian dia menanyakan kebenaran rumah mewah tersebut kepada warga disekitar pekuburan itu.

Bu, saya mau Tanya nih! Apa disekitar daerah ini ada rumah mewah yang mirip Istana yang ditinggali seorang perempuan cantik?, tanyanya pada ibu-ibu yg sedang lewat

Nggak ada pak! Disini nggak ada rumah mewah yang kayak istana, kebanyakan warga disini rumahnya berupa rumah panggung. Mungkin adik salah alamat kali!”, jawab Ibu tadi

Tidak mungkin aku salah alamat bu, soalnya aku turunin perempuan itu pas didepan Mesjid Babul Jannah!”, kata TNI sambil menunjuk Mesjid. “,Kata perempuan itu rumahnya disini dan dia tinggal sendiri!”, lanjutnya mulai merinding.

Mendengar perkataan pemuda tadi, ibu itu mulai ketakutan. “Begini dek, daerah ini terkenal angker dan sering muncul penampakan Setan Sumiati, yg konon waktu kematiannya ia diperkosa dulu baru dibunuh!”, kata ibu tadi buru-buru pergi

Mau kemana bu!”, teriak anggota TNI

Sebaiknya adik cepat-cepat pergi dari daerah sini,” nasehat ibu tadi merasa ketakutan



(Masih ada penambahan cerita dibagian ini, belum jadi)



Penampakan di Daya

Sekitar pukul 11 malam Setan Sumiati pernah dikabarkan menampakkan diri di Daya dengan menumpangi ojek DMB (Ojek Daya Motor), dia naik ojek dari Pangkalan Ojek DMB diperempatan Lampu Merah Daya. Setan Sumiati minta diantarin ke Perumnas Sudiang Daya melewati jalan Pajjaiang melewati GOR Sudiang dengan ongkos 5000 perak yang terkenal sepi dimalam hari.

Daeng, berapa ongkosnya ke Perumnas Sudiang?”, Tanya Setan Sumiati

Ongkosnya cuma 5000 perak aja!”, jawab tukang ojek

Turunnya di Blok mana?”, lanjut Tukang ojek

Di Blok J aja!, jawab Setan Sumiati sambil naik di ojek.

Saat di Perjalanan Setan Sumiati hanya terdiam saja tanpa banyak bicara, maka tukang ojek pun memulai pembicaraan karena bête didiamin oleh penumpangnya!.

Adik darimana?”, Tanya tukang ojek

Saya dari kampung, daeng!”, jawab Setan Sumiati

Kampungnya dimana, dik?, ojek

Saya berasal dari ANCOL!”, Sumiati

Hebatt, dont berarti Si Eneng orant Jakarte nih!” Kapang-Kapang guwe ajak makang ellu basso satu mangkot ya, sambil jalang-jalang di Pantai Losari! Kalau mau nanti aku aja’ berenam di Laut, jangang lupa bawa baju renam ya”, (“Hebat dong si Eneng orang Jakarte, nih! Kapan-kapan (Suatu saat) gue ajak lu makan bakso satu mangkok ya, sambil jalan-jalan di Pantai Losari! Kalau mau nanti aku ajak berenang di Laut, jangan lupa bawa baju renang ya!”) kata tukang Ojek sambil berlogat Jakarta

Tarima Kasih tapi okkots maki daeng! Tidak pake G SETAAAAANG!” (“Terima Kasih tetapi abang ini salah ucap, tidak pakai (huruf) G SETAAAAAN!”), jawab Setan Sumiati ngeledek

Sorry, okkots maki gara-gara kauwwe!” (“Maaf, Aku salah ucap/sebut gara-gara kamu !”), Jawab tukang ojek.

Siapa suruhko mallogat Jakarta okkots mako, malu-malu maki itu! (Siapa yang menyuruh kamu berlogat Jakarta akhirnya kamu salah ucap, kamu malu-maluin aja (akhirnya kamu malu sendiri!)) Tapi saya bukan orang Jakarta daeng, saya orang Asli Bugis dari Desa Alle Calimpo atau lebih dikenal ANCOL-nya Kabupaten Pinrang!”, jawab Setan Sumiati.

Pangtasang okkots tonjiki tadi, To Penrangji pale!!”, (Pantas kamu juga salah ucap tadi! Orang dari Pinrang, juga!! ”), canda tukang ojek

SORRY CERITANYA BARU SAMPAI DISINI



3 komentar: